Tuesday, 13 December 2011

Surabaya Tenggelam

SURABAYA  PERTAMA TENGGELAM, KALAU AIR LAUT NAIK










“Seluruh kawasan di pantai utara termasuk Surabaya dan Madura rawan."

SURABAYA POST -  Perubahan iklim yang cepat di kutub utara termasuk mencairnya es di Greenland berpotensi meninggikan permukaan air laut di seluruh dunia sekitar 1,6 meter. Bahkan di Indonesia  kini tiap tahun sudah ada kenaikan air laut sekitar 0,5 -1 centimeter (cm).

Diprediksi, Surabaya menjadi wilayah yang pertamakali tenggelam bila air laut naik empat meter di 2050 karena merupakan dataran paling rendah di Jawa Timur, yaitu hanya sekitar 2 meter di atas permukaan laut.

“Seluruh kawasan di pantai utara termasuk Surabaya dan Madura rawan. Kalau selatan Jatim masih cukup aman karena ketinggian tanahnya cukup dan berbukit-bukit,” ujar Pakar Geologi dan Mitigasi Bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo saat dihubungi, Selasa 10 Mei 2011.

Namun menurutnya ancaman yang sudah di depan mata adalah kelangkaan sumber air bersih serta kerusakan infrastruktur.

Amien menjelaskan faktor yang bisa memperparah naiknya permukaan air laut adalah karena eskploitasi air tanah yang berlebihan. Kondisi tersebut dialami oleh Jakarta yang air tanahnya sudah terkuras habis. Akibatnya kehilangan air tanah, struktur tanah menjadi lemah dan berakibat pada turunnya permukaan tanah.

“Kondisinya di Jakarta diperparah dengan pembangunan kawasan pantai yang tidak berorientasi lingkungan serta ambrolnya tanggul,” jelasnya.

Permasalahan yang terjadi di Jakarta tersebut, seharusnya menjadi perhatian untuk wilayah Surabaya yang memiliki kontur dan kondisi geografis hampir sama. Surabaya perlu untuk menjaga eksploitasi air tanah agar tidak berlebihan. Terutama pengusaha hotel, apartemen, dan restoran yang mengambil air tanah dalam jumlah besar.

“Kontrol terhadap pengambilan air tanah perlu dilakukan. Seharusnya itu dilaporkan dan dikontrol dengan baik,” ujarnya.

Upaya lain, adalah dengan menyiapkan tanaman yang mampu bervegetasi dengan air laut. Penanaman pohon mangrove merupakan salah satu cara untuk mencegah kenaikan air laut. Demikian juga dengan struktur bangunan yang akan digunakan yang dirancang untuk bisa kedap dan tahan dengan air laut. “Itu mungkin akan berbiaya besar, namun kerugian jika tidak dilakukan itu akan lebih besar. Ini perlu jadi perhatian bersama,” katanya.

Dia juga mengatakan, sebenarnya Pulau Madura harus lebih khawatir dibanding Bali. Pasalnya, Bali memiliki Gunung Agung yang tingginya ribuan meter.

Tetapi untuk beberapa pulau di Kepulauan Madura banyak yang memiliki tingkat elevansi di bawah air laut. Akibatnya pulau tersebut bisa tenggelam dan muncul lagi jika keadaan air laut sedang surut.

Menurut penelusuran di Wikipedia, Surabaya berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 3 - 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Surabaya juga memiliki muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas.

Selain Surabaya, pesisir pantai Utara Jawa Timur yang ketinggiannya hampir sama dengan permukaan laut di antaranya Tuban, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo.

Sementara, kawasan di Pesisir Utara  Jawa Timur yang termasuk mengalami tekanan berat akibat dampak pembangunan adalah  kawasan Selat Madura dan pesisir selatan Kabupaten Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Probolinggo.

Sebelumnya, ilmuwan dunia mengatakan meningginya permukaan air laut ini melebihi perhitungan para ilmuwan sebelumnya. Kenaikan ini bisa mengancam pantai Bangladesh hingga Florida, dari Inggris hingga Shanghai. Selain itu, kenaikan ini juga bisa mengancam Jepang.



"Dalam kurun enam tahun terakhir, terjadi periode terhangat di kutub utara," ungkap Arctic Monitoring and Assessment Program (AMAP). “Di masa depan, permukaan air laut diproyeksikan naik dari 0,9 meter hingga 1,6 meter di 2100,” lanjutnya.

Mencairnya es Kutub Utara dan lapisan es Greenland turut andil mempengaruhi kenaikan ini. “Es kutub utara dan Greenland menyumbang 40 persen kenaikan air laut dengan pergerakan 3 mm/tahun sejak 2003-2008,” paparnya lagi.

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mengungkapkan, hanya dalam waktu dua tahun dari 2005 hingga 2007, sedikitnya 24 pulau kecil di wilayah Indonesia telah tenggelam. Mayoritas pulau kecil yang tenggelam tersebut akibat abrasi air laut yang diperburuk oleh kegiatan penambangan untuk kepentingan komersial.

• VIVAnews
 

0 comments:

Post a Comment