Saturday 16 June 2012

TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)

1.      Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas kerut. Yang dimaksud dengan batas kerut adalah kadar air dimana tanah berubah dari keadaan semi padat menjadi padat.

SRINKAGE LIMIT TEST
            Apabila tanah lempung yang jenuh air (saturated) dikeringkan secara perlahan-lahan, tanah tersebut akan kehilangan air yang dikandungnyan dan akan terjadi proses penyusutan volume dari tanah tersebut. Dalam proses pengeringan selanjutnya, akan tercapai suatu keadaan dimana pengeringan hanya akan menghasilkan pengurangan kadar air saja tanpa adanya penambahan penyusutan lebih lanjut dari volume tanah; hal ini terjadi karena air hanya mengisi rongga-ronggaantar partikel yang tersusun rapat, sehingfga pengurangan kadar air tidak akan mengurangi volume tanah. Kadar air saat mana tidak terjadi penambahan penyusutan volume dari tanah yang bersanngkutan dinamakan batas kerut (shrinkage limit).

2.      Peralatan Yang Diperlukan :
1.      Mangkok shrinkage limit yang terbuat dari porselin atau monel dengan diameter 4,40 cm dan tinggi 1,25 cm.
2.      Gelas kaca / porselin dengan diameter kira-kira 6,00 cm dan dengan ketinggian kira-kira 3,50 cm.
3.      Kaca datar dengan tiga paku.
4.      Mangkok porselin.
5.      Mangkok peluberan
6.      Pisau spatula
7.      Botol plastik tempat air suling
8.      Penggaris besi
9.      Air raksa
10.  Air suling
11.  Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
12.  Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memenasi sampai (110 ± 5) ˚C

3.      Urutan Pelaksanaan Test :
1.      Mengambil kira-kira 80 gram contoh tanah yang lolos ayakan no 40 dan memasukkan kedalam mangkok porselin.
2.      Menambahkan air pada tanah tersebut dan mencampur hingga merata; air ditambahkan sedikit demi sedikit sampai campuran tanah + air tersebut menjadi lunak seperti pasta. Perlu diperhatikan disini bahwa kadar air dari pasta tersebut harus lebih tinggi dari batas cair (LL) dari tanah yang bersangkutan untuk memastikan bahwa campuran tanah + air tersebut benar-benar jenuh air.
3.      Melapisi mangkok shrinkage limit dengan vaselin yang tipis sekali; hal ini untuk menghindari adanya gesekan antara tanah dan prmukaan mangkok, kemudian tentukan beratnya, (W1).
4.      Mengisi mangkok yang telah disiapkan pada langkah no 3 dengan tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2 kira-kira 1/3 dari volume mangkok. Menggetarkan mangkok yang berisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk pada suatu permukaan yang keras (meja) secara perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran mankok dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal atau terjebak.
5.      Mengulangi langkah no 4 sampai mangkok tersebut penuh terisi tanah.
6.      Meratakan permukaan tanah di dalam mangkok dangan penggaris besi sesuai dengan tinggi mangkok. Membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel disisi-sisi luar dari mangkok dengan kertas.
7.      Menentukan berat mangkok beserya tanah didalamnya, (W2).
8.      Mengangin-anginkan mangkok yang berisi tanah tersebut kira-kira 6 jam sampai warna dari tanah menjadi lebih mentah, kemudian meletakkan mangkok berisi tanah tersebut kedalam oven kira-kira 24 jam.
9.      Menentukan berat mangkok + tanah kering yang sudah dioven, (W3).
10.  Mengeluarkan tanah kering yang sudah dioven kedalam mangkok.
11.  Menimbang beratnya mangkok peluberan, (W4).
12.  Menentukan volume tanah basah besarnya sama dengan volume dari mangkok shrinkage limit, dengan cara mengisi mangkok tersebut dengan air raksa (mangkok tersebut harus diletakkan kedalam mengkok peluberan). Meratakan permukaan air raksa didalam mangkok denngan menggunakan pelat kaca; kelebihan air raksa akan tumpah kedalam mangkok peluberan; kemudian bersihkan air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan. Timbang mangkok peluberan + mangkok shrinkage limit + air raksa, beratnya = W5. Volume tanah basah (Vi) = (W5 – W4 – W1)/13,6.
13.  Untuk menentukan volume tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no 10, isi gelas kaca dengan air raksa sampai penuh (gelas kaca harus diletakan diatas mangkok peluberan). Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, meratakan permukaan air raksa didalam gelas kaca tersebut; kemudian membersihkan semua air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan. Taruh tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no 10 diatas gelas kaca yang berisi air raksa; tanah kering tersebut akan mengapung diatas air raksa. Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, tekan tanah kering tersebut masuk kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai tanah benar-benar terendam didalam air raksa (seperti pada gambar 2.5). kelebihan air raksa didalam air raksa yang mengalir keluar akan ditampung mangkuk peluberan. Timbang mangkok peluberan + air raksa, beratnya = W6. volume tanah kering (Vf) = (W6-W4)/13,6.

..........................................................................................................
Materi Lain Tes dan Praktikum Sipil “Mekanika Tanah” :

TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH

TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)

TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER

TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD

TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR

0 comments:

Post a Comment