1. Tujuan Test analisa
hidrometer diperlukan kalau 90 % atau lebih dari contoh yang ditest lolos
ayakan no 200; atau untuk manentukan harga activity tanah (apabila dari cotoh
tanah yang lolos ayakan no 200 kurang dari 90 %). Pada analisa hidrometer,
contoh tanah yang ditest dilarutkan dalam air; dalam keadaan dispersed butir-butir tanah akan turun
mengendap dengan bebas ke dasar bejana. Kecepatan menngendap butir-butir tanah
berbeda-beda tergantung dari ukuran-ukuran butir tanah tersebut. Butiran tanah
yang terbesar akan mengendap lebih dahulu dengan kecepatan mengandap yang lebih
besar.
Sunday, 17 June 2012
TEST ANALISA HIDROMETER
Gelas Silinder dan Alat ukur Hidrometer
Pada metode ini butiran tanah dianggap berbentuk spheres (buleeat), dan
teori yang digunakan untuk menentukan kecepatan turun (mengendap) dari
butiran-butiran tanah didalam air adalah berdasarkan pada hukum stroke yang
persamaannya adalah :
dimana :
v = kecepatan
turun butir-butir tanah (cm/detik)
γs = berat volume
butir-butir tanah (gram/cm3)
γw = berat volume air (gram/cm3)
D = garis tengah
betiran tanah
Kalau
alat ukur didiamkan didalam larutan air + tanah dimana butiran-butiran tanahnya
dalam keadaan dispersed (Gambar 3.3),
alat ukur hydrometer akan mengukur specific garavity dari larutan tersebut
sampai dengan keadaan kedalaman L; kedalaman Ldinamakan kedalaman efektif (effective depth). Pada saat t = t
mr=enit dihitung dari saat test dimulai, butir-butir tanah yang akan mengendap
diluardaerah pengukuran (yaitu diluar effective
depth, L) akan mempunyai garis tengah yang bisa dihitung dangan perumusan
sebagai berikut :
2.
Peralatan yang perlukan:
1.
Alat ukur hydrometer type ASTM
152-H
2.
Mesin pengaduk (mixer)
3.
Dua gelas silinder yang
masing-masing mempunyai volume 1000 cc.
4.
Termometer
5.
Bak/kolam air yang mempunyai
temperatur tetap.
6.
Deflocculating agent (larutan
kimia yang digunakan untuk memisahkan butir-butir tanah antara satu dengan
lainya); biasanya digunakan calgon atau sodium hexametaphos phate.
7.
Pisau spatula
8.
Beaker (kincir pengaduk /
pencampur)
9.
Timbangan dengan ketelitian 0,1
gram
10.
Botol plastic
11.
Air suling
12.
Gelas ukur
13.
Karet penutup (mempunyai diameter
sama dengan diameter gelas silinder)
3.
Urutan pelaksanaan test :
1.
Mengambil 50 gram tanah yang
sudah dikeringkan dan ditumbuk, kemudian masukan kedalam gelas ukur.
2.
Menyiapkan bahan kimia yang
dapat digunakan untuk mencegah butir-butir tanah untuk berflocculasi (bahan
kimia yang biasa digunakan untuk tujuan ini adalah 4 % larutan calgon atau
sodium hexametaphos phate). Larutan ini dapat dibuat dengan cara mencampur 40
gram calgon dengan 1000 cc air suling.
3.
Mengambil 125 cc dari larutan
yang telah disiapkan pada langkah no 2. tambahkan larutan tersebut kedalam
gelas ukur yang telah disiapkan pada langkah no 1. biarkan campuran tanah dan
larutan tersebut kira-kira 8 s/d 12 jam.
4.
Mengambil gelas silinder yang
mempunyai volume 1000 cc dan mengisi dengan larutan yang telah disiapkan pada
langkah no 2; kemudian menambahkan air suling sebanyak kira-kira 875 cc.
mencampur atau mengaduk larutan tersebut hingga betul-betul merata.
5.
Gelas silinder beserta isinya
yang telah disiapkan pada langkah no 4 ditaruh didalam bak air yang mempunyai
temperatur tetap. Mengukur temperatur air di bak tersebut (=T˚C).
6.
Meletakkan alat hydrometer
didalam silinder yang berisi larutan yang telah disiapkan pada langkah no 5,
dan mencatat pembacaan dari alat hydrometer tersebut (dalam hal ini yang harus
dibaca adalah batas atas dari meniscus air). Langkah no 6 ini digunakan untuk
menentukan zero correction (Fz) yang harganya bisa positif atau negatif, dan
untuk menentukan harga koreksi meniscus (Fm).
7.
Dengan mgnggunakan pisau
spatula, mencampur tanah yang telah disiapkan pada langkah no 3 sampai
benar-benar merata. Memindahkan campuran tersebut kedalam gelas pengaduk
(mixer-cup). Perlu diperhatikan disini bahwa selama proses pengadukan, sebagian
tanah yang diaduk mungkin akan menempel pada sisi-sisi beaker (kincir
pengaduk); dengan menggunakan botol plastik yang diisi air suling, bersihkan
semua tanah yang menempel pada beaker tersebut.
8.
Menambahkan air suling kedalam
mixer-cup (gelas pengaduk) sampai kira-kira 2/3 volume gelas. Dengan menggunakan
mesin pengaduk, aduk campuran tersebut kira-kira 2 menit.
9.
Memindahkan campuran tanah yang
sudah dicampur (pada langkah no 8) kedalam gelas silinder yang mempunyai volume
1000 cc (tidak boleh ada tanah yang tertinggal didalam gelas pengaduk). Menambahkan
air suling kedalam gelas silinder tersebut sampai volume larutan mencapai 1000
cc.
10.
Menutup gelas silinder yang
telah disiapkan pada langkah no 9 dengan karet penutup, dan mengocok campuran
tanah + air tersebut dengan cara menbolak-balik silinder.
11.
Meletakan silinder yang telah
disiapkan pada langkah no 10 di dalam bak air yang mempunyai temperatur tetap,
disamping silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. mencatat waktu
testnya dengan segera (pada saat permulaan test, komulatif waktu t = 0) dan
kemudian memasukan alat ukur hydrometer kedalam silinder yang berisi larutan +
air secara perlahan-lahan.
12.
Mencatat pembacaan alat
hydrometer pada waktu t = 0,25; 0,50; 1 dan 2 menit.
13.
Setelah pengambilan bacaan pada
saat t = 2 menit selesai, alat ukur hydrometer diambil dan dimasukan kedalam
silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. perlu diperhatikan bahwa
pengambilan alat ukur hydrometer dari silinder yang berisi larutan air + tanah,
harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak mengacaukan larutan yang sudah
mulai mengendap tersebut.
14.
Pengambilan bacaan selanjutnya
dilakukan pada saat t = 4, 8, 15, 30 menit, 1,2 , 4, 8, 24, dan 48 jam. Setiap
pengambilan pembacaan selama test, alat ukur hydrometer harus dimasukan kedalam
gelas silinder yang berisi campuran tanah + air selama kira-kira 30 detik
sebelum pengambilan bacaan. Setelah pengambilan bacaan selesai, alat ukur
hydrometer diambill lagi dan dalam campuran tanah + air tersebut dan dimasukan
kembali kedalam gelas silinder yang disiapkan pada langkah no 5
0 comments:
Post a Comment