This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 17 June 2012

LAPORAN METODE FALLING HEAD


1. Tujuan Pengujian Test ini bertujuan untuk menentukan besarnya koefisien rembesan (k) dari tanah berbutir halus  (lempung).
Menyiapkan alat rembesan metode Falling Head

2.      Peralatan dan bahan yang diperlunkan :
a.       Falling head permeameter
b.      Malam
c.       Timbang dengan ketilitian 0,1 gram
d.      Termoter dengan ketelitian 0,1˚C
e.       Stop watch
f.       Kertas Filter
g.      Tanah berbutir halus (lempung)

3.      Urutan Pelaksanaan Test :
a.       Memeriksa dan menyiapkan tabung test falling head sebelum digunakan.
b.      memasang malam pada bagian bawah tabung, lau diatas malam tersebut diberi kertas filter.
c.       Memasukkan cotoh tanah (lempung) yang akan ditest sambil dipadatkan pelan-pelan sampai batas yang ditentukan pada tabung falling head.
d.      Apabila tanah lempung yang dimasukkan sudah sampai pada batas tertntu, lalu memberikan kertas filer diatas tanah pasir tersebut.
e.       Terakhir memasang malam diatas kertas filter pada urutan langkah no 4, lalu menutup tabung dengan cara memutar baut yang ada tabung test tersebut.
f.       Mengalirkan air melalui pipa plastic ke dalam burette, air akan mengalir dari burette ke contoh tanah dan akhirnya ke corong. Juga harus mengontrol bahwa tidak ada kebocoran pada alat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal di dalam pipa.
g.      Membiarkan air mengalir melalui contoh tanah untuk beberapa saat guna membuat contoh tanah yang ditest cukup basah.
h.      Setelah itu, mengamati penurunan air dalam pipa yang tingginya sekitar 1 m setiap 30 menit. Dan mencatat hasil pengamatan.

LAPORAN TES CONSTANT HEAD

1. Tujuan Pengujian :Test ini bertujuan untuk menentukan besarnya koefisien rembesan (k) dari tanah               berbutir kasar (Pasir). Berikut ini merupakan gambar praktek kerja tes rembesan dengan menggunakan         metode constant head
Mengalirkan air dari alat ke gelas ukur

2.    Peralatan dan bahan yang diperlunkan :
a.       Constan head permeameter
b.      Gelas ukur yang mempunyai volume 250 s/d 500 cc
c.       Timbang dengan ketilitian 0,1 gram
d.      Termoter dengan ketelitian 0,1˚C
e.       Stop watch
f.       Kertas Filter
g.      Tanah Pasir

3.      Urutan Pelaksanaan Test :
i.     Memeriksa  dan menyiapkan tabung test constant head sebelum digunakan.
b.      Memasang kertas filter dan kasa pada bagian bawah tabung  Constan head permeameter
c.       Memasukkan cotoh tanah (pasir) yang akan ditest sambil dipadatkan pelan-pelan sampai batas yang ditentukan pada tabung constant head.
d.      Apabila tanah pasir yang dimasukkan sudah sampai pada batas tertntu, lalu meletakkan kertas filer diatas tanah pasir tersebut.
e.       Terakhir memasang  kertas filter pada urutan langkah no 4, lalu tutuplah tabung dengan cara memutar baut yang ada tabung test tersebut.
f.       menyalakan kran air masuk kedalam selang, dan terjadilah aliran air dalam tanah. Dan memeriksa agar didalam selang tersebut tidak ada udara sama sekali. Untuk mengeluarkan udara yang ada didalam selang dapat dilakukan dengan cara menyentil-nyentil selang tersebut. Kran air tersebut diputar terus sambil dilihat agar selang benar-benar tidak terisi udara.
g.      Air akan mengalir naik/masuk kedalam pipa kesatu dan kedua. Air yang mengalir pada kedua pipa tersebut harus diatur sedemikian rupa hingga mempunyai perbedaan yang konstan.
h.      Apabila udara dalam selang sudah benar-benar hilang, dan mengusahakan tanah pasir yang berada sudah dalam keadaan jenuh. Apabla aliran air sudah lancer (stedy flow), dan beda tinggi permukaan pipa kesatu dan dan pipa kedua sudah konstan, maka mulailah dilakukan pengukuran. Air yang mengalir keluar dari dalam tabung constant head ditampung didalam gelas ukur (volume air yang dikumpulkan = Q). mencatat waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan air didalam gelas ukur. Dan mencatat temperature yang ada dalam gelas ukur.


mengulangi langkah no 7 sebanyak tiga kali, isahakan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan air yang mengalir kedalam gelas kur tersebut sama untuk ketiga test. Tentukan harga Q untuk tiap-tiap test. Dari

TEST ANALISA HIDROMETER

1. Tujuan Test analisa hidrometer diperlukan kalau 90 % atau lebih dari contoh yang ditest lolos ayakan no 200; atau untuk manentukan harga activity tanah (apabila dari cotoh tanah yang lolos ayakan no 200 kurang dari 90 %). Pada analisa hidrometer, contoh tanah yang ditest dilarutkan dalam air; dalam keadaan dispersed butir-butir tanah akan turun mengendap dengan bebas ke dasar bejana. Kecepatan menngendap butir-butir tanah berbeda-beda tergantung dari ukuran-ukuran butir tanah tersebut. Butiran tanah yang terbesar akan mengendap lebih dahulu dengan kecepatan mengandap yang lebih besar.


                                                   Gelas Silinder dan Alat ukur Hidrometer

Pada metode ini butiran tanah dianggap berbentuk spheres (buleeat), dan teori yang digunakan untuk menentukan kecepatan turun (mengendap) dari butiran-butiran tanah didalam air adalah berdasarkan pada hukum stroke yang persamaannya adalah :
dimana :
v   = kecepatan turun butir-butir tanah (cm/detik)
γs  = berat volume butir-butir tanah (gram/cm3)
γw = berat volume air (gram/cm3)
  = viscosity / kekentalan air (garm/cm2)
D  = garis tengah betiran tanah

            Kalau alat ukur didiamkan didalam larutan air + tanah dimana butiran-butiran tanahnya dalam keadaan dispersed (Gambar 3.3), alat ukur hydrometer akan mengukur specific garavity dari larutan tersebut sampai dengan keadaan kedalaman L; kedalaman Ldinamakan kedalaman efektif (effective depth). Pada saat t = t mr=enit dihitung dari saat test dimulai, butir-butir tanah yang akan mengendap diluardaerah pengukuran (yaitu diluar effective depth, L) akan mempunyai garis tengah yang bisa dihitung dangan perumusan sebagai berikut :
………….………..…...(1)
 …………………….(2)
 ………………..…..(3)
2.      Peralatan yang perlukan:
1.      Alat ukur hydrometer type ASTM 152-H
2.      Mesin pengaduk (mixer)
3.      Dua gelas silinder yang masing-masing mempunyai volume 1000 cc.
4.      Termometer
5.      Bak/kolam air yang mempunyai temperatur tetap.
6.      Deflocculating agent (larutan kimia yang digunakan untuk memisahkan butir-butir tanah antara satu dengan lainya); biasanya digunakan calgon atau sodium hexametaphos phate.
7.      Pisau spatula
8.      Beaker (kincir pengaduk / pencampur)
9.      Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
10.  Botol plastic
11.  Air suling
12.  Gelas ukur
13.  Karet penutup (mempunyai diameter sama dengan diameter gelas silinder)

3.      Urutan pelaksanaan test :
1.      Mengambil 50 gram tanah yang sudah dikeringkan dan ditumbuk, kemudian masukan kedalam gelas ukur.
2.      Menyiapkan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah butir-butir tanah untuk berflocculasi (bahan kimia yang biasa digunakan untuk tujuan ini adalah 4 % larutan calgon atau sodium hexametaphos phate). Larutan ini dapat dibuat dengan cara mencampur 40 gram calgon dengan 1000 cc air suling.
3.      Mengambil 125 cc dari larutan yang telah disiapkan pada langkah no 2. tambahkan larutan tersebut kedalam gelas ukur yang telah disiapkan pada langkah no 1. biarkan campuran tanah dan larutan tersebut kira-kira 8 s/d 12 jam.
4.      Mengambil gelas silinder yang mempunyai volume 1000 cc dan mengisi dengan larutan yang telah disiapkan pada langkah no 2; kemudian menambahkan air suling sebanyak kira-kira 875 cc. mencampur atau mengaduk larutan tersebut hingga betul-betul merata.
5.      Gelas silinder beserta isinya yang telah disiapkan pada langkah no 4 ditaruh didalam bak air yang mempunyai temperatur tetap. Mengukur temperatur air di bak tersebut (=T˚C).
6.      Meletakkan alat hydrometer didalam silinder yang berisi larutan yang telah disiapkan pada langkah no 5, dan mencatat pembacaan dari alat hydrometer tersebut (dalam hal ini yang harus dibaca adalah batas atas dari meniscus air). Langkah no 6 ini digunakan untuk menentukan zero correction (Fz) yang harganya bisa positif atau negatif, dan untuk menentukan harga koreksi meniscus (Fm).
7.      Dengan mgnggunakan pisau spatula, mencampur tanah yang telah disiapkan pada langkah no 3 sampai benar-benar merata. Memindahkan campuran tersebut kedalam gelas pengaduk (mixer-cup). Perlu diperhatikan disini bahwa selama proses pengadukan, sebagian tanah yang diaduk mungkin akan menempel pada sisi-sisi beaker (kincir pengaduk); dengan menggunakan botol plastik yang diisi air suling, bersihkan semua tanah yang menempel pada beaker tersebut.
8.      Menambahkan air suling kedalam mixer-cup (gelas pengaduk) sampai kira-kira 2/3 volume gelas. Dengan menggunakan mesin pengaduk, aduk campuran tersebut kira-kira 2 menit.
9.      Memindahkan campuran tanah yang sudah dicampur (pada langkah no 8) kedalam gelas silinder yang mempunyai volume 1000 cc (tidak boleh ada tanah yang tertinggal didalam gelas pengaduk). Menambahkan air suling kedalam gelas silinder tersebut sampai volume larutan mencapai 1000 cc.
10.  Menutup gelas silinder yang telah disiapkan pada langkah no 9 dengan karet penutup, dan mengocok campuran tanah + air tersebut dengan cara menbolak-balik silinder.
11.  Meletakan silinder yang telah disiapkan pada langkah no 10 di dalam bak air yang mempunyai temperatur tetap, disamping silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. mencatat waktu testnya dengan segera (pada saat permulaan test, komulatif waktu t = 0) dan kemudian memasukan alat ukur hydrometer kedalam silinder yang berisi larutan + air secara perlahan-lahan.
12.  Mencatat pembacaan alat hydrometer pada waktu t = 0,25; 0,50; 1 dan 2 menit.
13.  Setelah pengambilan bacaan pada saat t = 2 menit selesai, alat ukur hydrometer diambil dan dimasukan kedalam silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. perlu diperhatikan bahwa pengambilan alat ukur hydrometer dari silinder yang berisi larutan air + tanah, harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak mengacaukan larutan yang sudah mulai mengendap tersebut.
14.  Pengambilan bacaan selanjutnya dilakukan pada saat t = 4, 8, 15, 30 menit, 1,2 , 4, 8, 24, dan 48 jam. Setiap pengambilan pembacaan selama test, alat ukur hydrometer harus dimasukan kedalam gelas silinder yang berisi campuran tanah + air selama kira-kira 30 detik sebelum pengambilan bacaan. Setelah pengambilan bacaan selesai, alat ukur hydrometer diambill lagi dan dalam campuran tanah + air tersebut dan dimasukan kembali kedalam gelas silinder yang disiapkan pada langkah no 5

TES ANALISA AYAKAN


1.      Tujuan Daftar dari urutan nomor ayakan berdasarkan U.S standart dan ukuran lubang dari tiap-tiap ayakan yang dipakai dalam tes analisa ayakan diberikan pada tabel 3.1. perlu diperhatikan bahwa kalau nomor dari ayakan bertambah besar, maka ukuran lubang ayakan bertambah kecil; karena nomor ayakan adalah jumlah lubang dalam 1 inchi (misalnya untuk ayakan nomor 4 berarti dalam 1 inchi terdapat 4 lubang ayakan, atau dalam 1 inchi kuadrat terdapat 16 lubang ayakan). 


AYAKAN TANAH

2.      Alat-alat yang diperlukan:
1.      Ayakan tidak berlubang (lengser) yang diletakan pada urutan paling bawah dari susunan ayakan, tutup ayakan dan sejumlah ayakan dari ayakan no 4 (paling besar) sampai ayakan no 200 (paling kecil)
2.      Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
3.      Mangkok keramik yang tebal
4.      Penumbuk yang mempunyai ujung dari karet.
5.      Oven
6.      Mesin pengguncang ayakan.

3.      Urutan pelaksanaan test :
1.      Mengeringkan contoh tanah yang akan ditest di dalam oven. Apabila tanah tersebut mempunyai ukuran butir terbesar = 4,75 mm (ayakan no 4), berat contoh tanah yang ditest harus sebanyak 500 gram; sedangkan apabila ukuran butir terbesarnya adalah lebih
2.      besar dari 4,75 mm, berta contoh tanah yang ditest harus lebih dari 500 gram
Tabel 3.1. Ukuran Lubang Ayakan (U.S standart) Yang Dipakai Dalam Test Analisa Ayakan.
No ayakan
Diameter lubang ayakan (mm)
4
6
8
10
12
16
20
30
40
50
60
80
100
140
200
4,750
3,350
2,360
2,000
1,680
1,180
0,850
0,600
0,425
0,300
0,250
0,180
0,150
0,106
0,075

3.      Memecahkan gumpalan tanah dengan menggunakan penumbuk berujung karet hingga butir-butir tanah terpisah satu sama lain. Perlu diperhatikan disini bahwa butir-butir tanah tidak boleh pecah selama penumbukan (diameter butiran tanah tidak boleh bertambah kecil).
4.      Menentukan berat tanah yang akan ditest, (W1)
5.      Menyusun rangkaian ayakan-ayakan yang diperlukan berdasarkan urutan nomornya. Ayakan dengan ukuran lubang besar diletakan diatas ayakan dengan ukuran lubang lebih kecil. Ayakan nomor 200 diletakan paling bawah; lengser (pan) diletakan di bawah ayakan no 200. untuk standart analisa ayakan; ayakan-ayakan yang digunakan adalah no 4, 10, 20, 40, 60, 140, dan 200, kalau ayakan dengan no lain ingin di tambahkan ayakan tersebut dapat disisipkan diantara ayakan-ayakan yang telah disusun berdasarkan no urutnya.
6.      Meletakan semua contoh tanah yang telah disisipkan pada langkah no 3 didalam ayakan yang diletakan paling atas dari susunan ayakan yang telah disisipkan pada langkah no 4.
7.      Menutup ayakan yang telah diisi dengan contoh tanah (pada langkah no 5).
8.      Dengan menggunakan mesin pengguncang, guncang susunan ayakan berdasarkan contoh tanahnya selama 10 menit sampai dengan 15 menit.
9.      Menghentikan mesin pengguncang dan ambil susunan ayakan beserta contoh tanah yang diayak dari mesin pengguncang.
10.  Menentukan berat dari contoh tanah yang tertahan pada masing-masing ayakan dan pada lengser.
11.  Kalau contoh tanah yang tertahan pada ayakan no 200 cukup banyak, maka tanah yang tertahan pada ayakan tersebut harus dicuci dengan air. Pencucian dari tanah tersebut bisa dilakukan dengan mengalirkan air kran kedalam ayakan no 200 tersebut. Kalau air yang melalui ayakan (air bekas ayakan) sudah cukup bening atau bersih, pencucian contoh tanah yang tertahan diatas ayakan kedalam mangkok dengan cara mengalirkan air melalui bagian bawah dari ayakan. Contoh tanah yang telah ditaruh didalam mangkok kemudian dikeringkan kedalam oven. Tentukan berat tanah yang telah dikeringkan didalam oven; perbedaan berat antar tanah yang sudah dioven dan tanah yang tertahan diatas ayakan no 200 sebelum dicuci adalah berat tanah lolos lewat ayakan no 200.
..............................................................................................................................
Materi Lain Tes dan Praktikum Sipil “Mekanika Tanah” :

TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH

TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)

TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER

TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD

TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR

Saturday, 16 June 2012

TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)

1.      Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas kerut. Yang dimaksud dengan batas kerut adalah kadar air dimana tanah berubah dari keadaan semi padat menjadi padat.
SRINKAGE LIMIT TEST
            Apabila tanah lempung yang jenuh air (saturated) dikeringkan secara perlahan-lahan, tanah tersebut akan kehilangan air yang dikandungnyan dan akan terjadi proses penyusutan volume dari tanah tersebut. Dalam proses pengeringan selanjutnya, akan tercapai suatu keadaan dimana pengeringan hanya akan menghasilkan pengurangan kadar air saja tanpa adanya penambahan penyusutan lebih lanjut dari volume tanah; hal ini terjadi karena air hanya mengisi rongga-ronggaantar partikel yang tersusun rapat, sehingfga pengurangan kadar air tidak akan mengurangi volume tanah. Kadar air saat mana tidak terjadi penambahan penyusutan volume dari tanah yang bersanngkutan dinamakan batas kerut (shrinkage limit).

2.      Peralatan Yang Diperlukan :
1.      Mangkok shrinkage limit yang terbuat dari porselin atau monel dengan diameter 4,40 cm dan tinggi 1,25 cm.
2.      Gelas kaca / porselin dengan diameter kira-kira 6,00 cm dan dengan ketinggian kira-kira 3,50 cm.
3.      Kaca datar dengan tiga paku.
4.      Mangkok porselin.
5.      Mangkok peluberan
6.      Pisau spatula
7.      Botol plastik tempat air suling
8.      Penggaris besi
9.      Air raksa
10.  Air suling
11.  Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
12.  Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memenasi sampai (110 ± 5) ˚C

3.      Urutan Pelaksanaan Test :
1.      Mengambil kira-kira 80 gram contoh tanah yang lolos ayakan no 40 dan memasukkan kedalam mangkok porselin.
2.      Menambahkan air pada tanah tersebut dan mencampur hingga merata; air ditambahkan sedikit demi sedikit sampai campuran tanah + air tersebut menjadi lunak seperti pasta. Perlu diperhatikan disini bahwa kadar air dari pasta tersebut harus lebih tinggi dari batas cair (LL) dari tanah yang bersangkutan untuk memastikan bahwa campuran tanah + air tersebut benar-benar jenuh air.
3.      Melapisi mangkok shrinkage limit dengan vaselin yang tipis sekali; hal ini untuk menghindari adanya gesekan antara tanah dan prmukaan mangkok, kemudian tentukan beratnya, (W1).
4.      Mengisi mangkok yang telah disiapkan pada langkah no 3 dengan tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2 kira-kira 1/3 dari volume mangkok. Menggetarkan mangkok yang berisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk pada suatu permukaan yang keras (meja) secara perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran mankok dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal atau terjebak.
5.      Mengulangi langkah no 4 sampai mangkok tersebut penuh terisi tanah.
6.      Meratakan permukaan tanah di dalam mangkok dangan penggaris besi sesuai dengan tinggi mangkok. Membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel disisi-sisi luar dari mangkok dengan kertas.
7.      Menentukan berat mangkok beserya tanah didalamnya, (W2).
8.      Mengangin-anginkan mangkok yang berisi tanah tersebut kira-kira 6 jam sampai warna dari tanah menjadi lebih mentah, kemudian meletakkan mangkok berisi tanah tersebut kedalam oven kira-kira 24 jam.
9.      Menentukan berat mangkok + tanah kering yang sudah dioven, (W3).
10.  Mengeluarkan tanah kering yang sudah dioven kedalam mangkok.
11.  Menimbang beratnya mangkok peluberan, (W4).
12.  Menentukan volume tanah basah besarnya sama dengan volume dari mangkok shrinkage limit, dengan cara mengisi mangkok tersebut dengan air raksa (mangkok tersebut harus diletakkan kedalam mengkok peluberan). Meratakan permukaan air raksa didalam mangkok denngan menggunakan pelat kaca; kelebihan air raksa akan tumpah kedalam mangkok peluberan; kemudian bersihkan air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan. Timbang mangkok peluberan + mangkok shrinkage limit + air raksa, beratnya = W5. Volume tanah basah (Vi) = (W5 – W4 – W1)/13,6.
13.  Untuk menentukan volume tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no 10, isi gelas kaca dengan air raksa sampai penuh (gelas kaca harus diletakan diatas mangkok peluberan). Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, meratakan permukaan air raksa didalam gelas kaca tersebut; kemudian membersihkan semua air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan. Taruh tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no 10 diatas gelas kaca yang berisi air raksa; tanah kering tersebut akan mengapung diatas air raksa. Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, tekan tanah kering tersebut masuk kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai tanah benar-benar terendam didalam air raksa (seperti pada gambar 2.5). kelebihan air raksa didalam air raksa yang mengalir keluar akan ditampung mangkuk peluberan. Timbang mangkok peluberan + air raksa, beratnya = W6. volume tanah kering (Vf) = (W6-W4)/13,6.

..........................................................................................................
Materi Lain Tes dan Praktikum Sipil “Mekanika Tanah” :

TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH

TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)

TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER

TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD

TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR