Sunday 17 June 2012
LAPORAN METODE FALLING HEAD
1. Tujuan
Pengujian Test ini bertujuan untuk menentukan besarnya
koefisien rembesan (k) dari tanah berbutir halus (lempung).
Menyiapkan alat rembesan metode Falling Head
2.
Peralatan
dan bahan yang diperlunkan :
a.
Falling head
permeameter
b.
Malam
c.
Timbang dengan
ketilitian 0,1 gram
d.
Termoter dengan
ketelitian 0,1˚C
e.
Stop watch
f.
Kertas Filter
g.
Tanah berbutir halus
(lempung)
3.
Urutan
Pelaksanaan Test :
a.
Memeriksa dan
menyiapkan tabung test falling head sebelum digunakan.
b.
memasang malam pada
bagian bawah tabung, lau diatas malam tersebut diberi kertas filter.
c.
Memasukkan cotoh tanah
(lempung) yang akan ditest sambil dipadatkan pelan-pelan sampai batas yang
ditentukan pada tabung falling head.
d.
Apabila tanah lempung
yang dimasukkan sudah sampai pada batas tertntu, lalu memberikan kertas filer
diatas tanah pasir tersebut.
e.
Terakhir memasang malam
diatas kertas filter pada urutan langkah no 4, lalu menutup tabung dengan cara
memutar baut yang ada tabung test tersebut.
f.
Mengalirkan air melalui
pipa plastic ke dalam burette, air akan mengalir dari burette ke contoh tanah
dan akhirnya ke corong. Juga harus mengontrol bahwa tidak ada kebocoran pada
alat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal di dalam pipa.
g.
Membiarkan air mengalir
melalui contoh tanah untuk beberapa saat guna membuat contoh tanah yang ditest
cukup basah.
h.
Setelah itu, mengamati
penurunan air dalam pipa yang tingginya sekitar 1 m setiap 30 menit. Dan
mencatat hasil pengamatan.
LAPORAN TES CONSTANT HEAD
1. Tujuan
Pengujian :Test ini bertujuan untuk menentukan besarnya
koefisien rembesan (k) dari tanah berbutir kasar (Pasir). Berikut ini merupakan gambar praktek kerja tes rembesan dengan menggunakan metode constant head
Mengalirkan air dari alat ke gelas ukur
2. Peralatan
dan bahan yang diperlunkan :
a.
Constan head
permeameter
b.
Gelas ukur yang
mempunyai volume 250 s/d 500 cc
c.
Timbang dengan
ketilitian 0,1 gram
d.
Termoter dengan
ketelitian 0,1˚C
e.
Stop watch
f.
Kertas Filter
g.
Tanah Pasir
3.
Urutan
Pelaksanaan Test :
i.
Memeriksa dan menyiapkan tabung test constant head
sebelum digunakan.
b.
Memasang kertas filter
dan kasa pada bagian bawah tabung Constan
head permeameter
c.
Memasukkan cotoh tanah
(pasir) yang akan ditest sambil dipadatkan pelan-pelan sampai batas yang
ditentukan pada tabung constant head.
d.
Apabila tanah pasir
yang dimasukkan sudah sampai pada batas tertntu, lalu meletakkan kertas filer
diatas tanah pasir tersebut.
e.
Terakhir memasang kertas filter pada urutan langkah no 4, lalu
tutuplah tabung dengan cara memutar baut yang ada tabung test tersebut.
f.
menyalakan kran air
masuk kedalam selang, dan terjadilah aliran air dalam tanah. Dan memeriksa agar
didalam selang tersebut tidak ada udara sama sekali. Untuk mengeluarkan udara
yang ada didalam selang dapat dilakukan dengan cara menyentil-nyentil selang
tersebut. Kran air tersebut diputar terus sambil dilihat agar selang
benar-benar tidak terisi udara.
g.
Air akan mengalir
naik/masuk kedalam pipa kesatu dan kedua. Air yang mengalir pada kedua pipa
tersebut harus diatur sedemikian rupa hingga mempunyai perbedaan yang konstan.
h.
Apabila udara dalam
selang sudah benar-benar hilang, dan mengusahakan tanah pasir yang berada sudah
dalam keadaan jenuh. Apabla aliran air sudah lancer (stedy flow), dan beda
tinggi permukaan pipa kesatu dan dan pipa kedua sudah konstan, maka mulailah
dilakukan pengukuran. Air yang mengalir keluar dari dalam tabung constant head
ditampung didalam gelas ukur (volume air yang dikumpulkan = Q). mencatat waktu
yang diperlukan untuk mengumpulkan air didalam gelas ukur. Dan mencatat
temperature yang ada dalam gelas ukur.
mengulangi langkah no 7 sebanyak tiga kali,
isahakan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan air yang mengalir kedalam
gelas kur tersebut sama untuk ketiga test. Tentukan harga Q untuk tiap-tiap
test. Dari TEST ANALISA HIDROMETER
1. Tujuan Test analisa
hidrometer diperlukan kalau 90 % atau lebih dari contoh yang ditest lolos
ayakan no 200; atau untuk manentukan harga activity tanah (apabila dari cotoh
tanah yang lolos ayakan no 200 kurang dari 90 %). Pada analisa hidrometer,
contoh tanah yang ditest dilarutkan dalam air; dalam keadaan dispersed butir-butir tanah akan turun
mengendap dengan bebas ke dasar bejana. Kecepatan menngendap butir-butir tanah
berbeda-beda tergantung dari ukuran-ukuran butir tanah tersebut. Butiran tanah
yang terbesar akan mengendap lebih dahulu dengan kecepatan mengandap yang lebih
besar.
= viscosity /
kekentalan air (garm/cm2)
………….………..…...(1)
…………………….(2)
………………..…..(3)
Gelas Silinder dan Alat ukur Hidrometer
Pada metode ini butiran tanah dianggap berbentuk spheres (buleeat), dan
teori yang digunakan untuk menentukan kecepatan turun (mengendap) dari
butiran-butiran tanah didalam air adalah berdasarkan pada hukum stroke yang
persamaannya adalah :
dimana :
v = kecepatan
turun butir-butir tanah (cm/detik)
γs = berat volume
butir-butir tanah (gram/cm3)
γw = berat volume air (gram/cm3)
D = garis tengah
betiran tanah
Kalau
alat ukur didiamkan didalam larutan air + tanah dimana butiran-butiran tanahnya
dalam keadaan dispersed (Gambar 3.3),
alat ukur hydrometer akan mengukur specific garavity dari larutan tersebut
sampai dengan keadaan kedalaman L; kedalaman Ldinamakan kedalaman efektif (effective depth). Pada saat t = t
mr=enit dihitung dari saat test dimulai, butir-butir tanah yang akan mengendap
diluardaerah pengukuran (yaitu diluar effective
depth, L) akan mempunyai garis tengah yang bisa dihitung dangan perumusan
sebagai berikut :
2.
Peralatan yang perlukan:
1.
Alat ukur hydrometer type ASTM
152-H
2.
Mesin pengaduk (mixer)
3.
Dua gelas silinder yang
masing-masing mempunyai volume 1000 cc.
4.
Termometer
5.
Bak/kolam air yang mempunyai
temperatur tetap.
6.
Deflocculating agent (larutan
kimia yang digunakan untuk memisahkan butir-butir tanah antara satu dengan
lainya); biasanya digunakan calgon atau sodium hexametaphos phate.
7.
Pisau spatula
8.
Beaker (kincir pengaduk /
pencampur)
9.
Timbangan dengan ketelitian 0,1
gram
10.
Botol plastic
11.
Air suling
12.
Gelas ukur
13.
Karet penutup (mempunyai diameter
sama dengan diameter gelas silinder)
3.
Urutan pelaksanaan test :
1.
Mengambil 50 gram tanah yang
sudah dikeringkan dan ditumbuk, kemudian masukan kedalam gelas ukur.
2.
Menyiapkan bahan kimia yang
dapat digunakan untuk mencegah butir-butir tanah untuk berflocculasi (bahan
kimia yang biasa digunakan untuk tujuan ini adalah 4 % larutan calgon atau
sodium hexametaphos phate). Larutan ini dapat dibuat dengan cara mencampur 40
gram calgon dengan 1000 cc air suling.
3.
Mengambil 125 cc dari larutan
yang telah disiapkan pada langkah no 2. tambahkan larutan tersebut kedalam
gelas ukur yang telah disiapkan pada langkah no 1. biarkan campuran tanah dan
larutan tersebut kira-kira 8 s/d 12 jam.
4.
Mengambil gelas silinder yang
mempunyai volume 1000 cc dan mengisi dengan larutan yang telah disiapkan pada
langkah no 2; kemudian menambahkan air suling sebanyak kira-kira 875 cc.
mencampur atau mengaduk larutan tersebut hingga betul-betul merata.
5.
Gelas silinder beserta isinya
yang telah disiapkan pada langkah no 4 ditaruh didalam bak air yang mempunyai
temperatur tetap. Mengukur temperatur air di bak tersebut (=T˚C).
6.
Meletakkan alat hydrometer
didalam silinder yang berisi larutan yang telah disiapkan pada langkah no 5,
dan mencatat pembacaan dari alat hydrometer tersebut (dalam hal ini yang harus
dibaca adalah batas atas dari meniscus air). Langkah no 6 ini digunakan untuk
menentukan zero correction (Fz) yang harganya bisa positif atau negatif, dan
untuk menentukan harga koreksi meniscus (Fm).
7.
Dengan mgnggunakan pisau
spatula, mencampur tanah yang telah disiapkan pada langkah no 3 sampai
benar-benar merata. Memindahkan campuran tersebut kedalam gelas pengaduk
(mixer-cup). Perlu diperhatikan disini bahwa selama proses pengadukan, sebagian
tanah yang diaduk mungkin akan menempel pada sisi-sisi beaker (kincir
pengaduk); dengan menggunakan botol plastik yang diisi air suling, bersihkan
semua tanah yang menempel pada beaker tersebut.
8.
Menambahkan air suling kedalam
mixer-cup (gelas pengaduk) sampai kira-kira 2/3 volume gelas. Dengan menggunakan
mesin pengaduk, aduk campuran tersebut kira-kira 2 menit.
9.
Memindahkan campuran tanah yang
sudah dicampur (pada langkah no 8) kedalam gelas silinder yang mempunyai volume
1000 cc (tidak boleh ada tanah yang tertinggal didalam gelas pengaduk). Menambahkan
air suling kedalam gelas silinder tersebut sampai volume larutan mencapai 1000
cc.
10.
Menutup gelas silinder yang
telah disiapkan pada langkah no 9 dengan karet penutup, dan mengocok campuran
tanah + air tersebut dengan cara menbolak-balik silinder.
11.
Meletakan silinder yang telah
disiapkan pada langkah no 10 di dalam bak air yang mempunyai temperatur tetap,
disamping silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. mencatat waktu
testnya dengan segera (pada saat permulaan test, komulatif waktu t = 0) dan
kemudian memasukan alat ukur hydrometer kedalam silinder yang berisi larutan +
air secara perlahan-lahan.
12.
Mencatat pembacaan alat
hydrometer pada waktu t = 0,25; 0,50; 1 dan 2 menit.
13.
Setelah pengambilan bacaan pada
saat t = 2 menit selesai, alat ukur hydrometer diambil dan dimasukan kedalam
silinder yang telah disiapkan pada langkah no 5. perlu diperhatikan bahwa
pengambilan alat ukur hydrometer dari silinder yang berisi larutan air + tanah,
harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak mengacaukan larutan yang sudah
mulai mengendap tersebut.
14.
Pengambilan bacaan selanjutnya
dilakukan pada saat t = 4, 8, 15, 30 menit, 1,2 , 4, 8, 24, dan 48 jam. Setiap
pengambilan pembacaan selama test, alat ukur hydrometer harus dimasukan kedalam
gelas silinder yang berisi campuran tanah + air selama kira-kira 30 detik
sebelum pengambilan bacaan. Setelah pengambilan bacaan selesai, alat ukur
hydrometer diambill lagi dan dalam campuran tanah + air tersebut dan dimasukan
kembali kedalam gelas silinder yang disiapkan pada langkah no 5
TES ANALISA AYAKAN
1.
Tujuan Daftar dari urutan
nomor ayakan berdasarkan U.S standart dan ukuran lubang dari tiap-tiap ayakan
yang dipakai dalam tes analisa ayakan diberikan pada tabel 3.1. perlu
diperhatikan bahwa kalau nomor dari ayakan bertambah besar, maka ukuran lubang
ayakan bertambah kecil; karena nomor ayakan adalah jumlah lubang dalam 1 inchi
(misalnya untuk ayakan nomor 4 berarti dalam 1 inchi terdapat 4 lubang ayakan,
atau dalam 1 inchi kuadrat terdapat 16 lubang ayakan).
AYAKAN TANAH
2.
Alat-alat
yang diperlukan:
1. Ayakan
tidak berlubang (lengser) yang diletakan pada urutan paling bawah dari susunan
ayakan, tutup ayakan dan sejumlah ayakan dari ayakan no 4 (paling besar) sampai
ayakan no 200 (paling kecil)
2. Timbangan
dengan ketelitian 0,1 gram
3. Mangkok
keramik yang tebal
4. Penumbuk
yang mempunyai ujung dari karet.
5. Oven
6. Mesin
pengguncang ayakan.
3.
Urutan
pelaksanaan test :
1. Mengeringkan
contoh tanah yang akan ditest di dalam oven. Apabila tanah tersebut mempunyai
ukuran butir terbesar = 4,75 mm (ayakan no 4), berat contoh tanah yang ditest
harus sebanyak 500 gram; sedangkan apabila ukuran butir terbesarnya adalah
lebih
2. besar
dari 4,75 mm, berta contoh tanah yang ditest harus lebih dari 500 gram
Tabel
3.1. Ukuran Lubang Ayakan (U.S standart) Yang Dipakai Dalam Test Analisa
Ayakan.
No ayakan
|
Diameter lubang ayakan (mm)
|
4
6
8
10
12
16
20
30
40
50
60
80
100
140
200
|
4,750
3,350
2,360
2,000
1,680
1,180
0,850
0,600
0,425
0,300
0,250
0,180
0,150
0,106
0,075
|
3. Memecahkan
gumpalan tanah dengan menggunakan penumbuk berujung karet hingga butir-butir
tanah terpisah satu sama lain. Perlu diperhatikan disini bahwa butir-butir
tanah tidak boleh pecah selama penumbukan (diameter butiran tanah tidak boleh
bertambah kecil).
4. Menentukan
berat tanah yang akan ditest, (W1)
5. Menyusun
rangkaian ayakan-ayakan yang diperlukan berdasarkan urutan nomornya. Ayakan
dengan ukuran lubang besar diletakan diatas ayakan dengan ukuran lubang lebih
kecil. Ayakan nomor 200 diletakan paling bawah; lengser (pan) diletakan di
bawah ayakan no 200. untuk standart analisa ayakan; ayakan-ayakan yang digunakan
adalah no 4, 10, 20, 40, 60, 140, dan 200, kalau ayakan dengan no lain ingin di
tambahkan ayakan tersebut dapat disisipkan diantara ayakan-ayakan yang telah
disusun berdasarkan no urutnya.
6. Meletakan
semua contoh tanah yang telah disisipkan pada langkah no 3 didalam ayakan yang
diletakan paling atas dari susunan ayakan yang telah disisipkan pada langkah no
4.
7. Menutup
ayakan yang telah diisi dengan contoh tanah (pada langkah no 5).
8. Dengan
menggunakan mesin pengguncang, guncang susunan ayakan berdasarkan contoh
tanahnya selama 10 menit sampai dengan 15 menit.
9. Menghentikan
mesin pengguncang dan ambil susunan ayakan beserta contoh tanah yang diayak
dari mesin pengguncang.
10. Menentukan
berat dari contoh tanah yang tertahan pada masing-masing ayakan dan pada
lengser.
11. Kalau
contoh tanah yang tertahan pada ayakan no 200 cukup banyak, maka tanah yang
tertahan pada ayakan tersebut harus dicuci dengan air. Pencucian dari tanah
tersebut bisa dilakukan dengan mengalirkan air kran kedalam ayakan no 200
tersebut. Kalau air yang melalui ayakan (air bekas ayakan) sudah cukup bening
atau bersih, pencucian contoh tanah yang tertahan diatas ayakan kedalam mangkok
dengan cara mengalirkan air melalui bagian bawah dari ayakan. Contoh tanah yang
telah ditaruh didalam mangkok kemudian dikeringkan kedalam oven. Tentukan berat
tanah yang telah dikeringkan didalam oven; perbedaan berat antar tanah yang
sudah dioven dan tanah yang tertahan diatas ayakan no 200 sebelum dicuci adalah
berat tanah lolos lewat ayakan no 200.
..............................................................................................................................
Materi Lain Tes dan Praktikum Sipil “Mekanika Tanah” :
TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH
TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)
TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER
TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD
TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR
TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH
TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)
TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER
TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD
TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR
Saturday 16 June 2012
TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)
1.
Tujuan Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas kerut.
Yang dimaksud dengan batas kerut adalah kadar air dimana tanah berubah dari
keadaan semi padat menjadi padat.
SRINKAGE LIMIT TEST
Apabila tanah
lempung yang jenuh air (saturated) dikeringkan secara perlahan-lahan, tanah
tersebut akan kehilangan air yang dikandungnyan dan akan terjadi proses
penyusutan volume dari tanah tersebut. Dalam proses pengeringan selanjutnya,
akan tercapai suatu keadaan dimana pengeringan hanya akan menghasilkan
pengurangan kadar air saja tanpa adanya penambahan penyusutan lebih lanjut dari
volume tanah; hal ini terjadi karena air hanya mengisi rongga-ronggaantar
partikel yang tersusun rapat, sehingfga pengurangan kadar air tidak akan
mengurangi volume tanah. Kadar air saat mana tidak terjadi penambahan
penyusutan volume dari tanah yang bersanngkutan dinamakan batas kerut
(shrinkage limit).
2.
Peralatan Yang Diperlukan :
1.
Mangkok shrinkage limit yang
terbuat dari porselin atau monel dengan diameter 4,40 cm dan tinggi 1,25 cm.
2.
Gelas kaca / porselin dengan
diameter kira-kira 6,00 cm dan dengan ketinggian kira-kira 3,50 cm.
3.
Kaca datar dengan tiga paku.
4.
Mangkok porselin.
5.
Mangkok peluberan
6.
Pisau spatula
7.
Botol plastik tempat air suling
8.
Penggaris besi
9.
Air raksa
10.
Air suling
11.
Timbangan dengan ketelitian 0,1
gram
12.
Oven yang dilengkapi dengan
pengatur suhu untuk memenasi sampai (110 ± 5) ˚C
3.
Urutan Pelaksanaan Test :
1.
Mengambil kira-kira 80 gram
contoh tanah yang lolos ayakan no 40 dan memasukkan kedalam mangkok porselin.
2.
Menambahkan air pada tanah
tersebut dan mencampur hingga merata; air ditambahkan sedikit demi sedikit
sampai campuran tanah + air tersebut menjadi lunak seperti pasta. Perlu
diperhatikan disini bahwa kadar air dari pasta tersebut harus lebih tinggi dari
batas cair (LL) dari tanah yang bersangkutan untuk memastikan bahwa campuran
tanah + air tersebut benar-benar jenuh air.
3.
Melapisi mangkok shrinkage
limit dengan vaselin yang tipis sekali; hal ini untuk menghindari adanya
gesekan antara tanah dan prmukaan mangkok, kemudian tentukan beratnya, (W1).
4.
Mengisi mangkok yang telah
disiapkan pada langkah no 3 dengan tanah yang telah disiapkan pada langkah no 2
kira-kira 1/3 dari volume mangkok. Menggetarkan mangkok yang berisi tanah
dengan cara mengetuk-ngetuk pada suatu permukaan yang keras (meja) secara
perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran mankok
dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal atau terjebak.
5.
Mengulangi langkah no 4 sampai
mangkok tersebut penuh terisi tanah.
6.
Meratakan permukaan tanah di
dalam mangkok dangan penggaris besi sesuai dengan tinggi mangkok. Membersihkan
sisa-sisa tanah yang menempel disisi-sisi luar dari mangkok dengan kertas.
7.
Menentukan berat mangkok
beserya tanah didalamnya, (W2).
8.
Mengangin-anginkan mangkok yang
berisi tanah tersebut kira-kira 6 jam sampai warna dari tanah menjadi lebih
mentah, kemudian meletakkan mangkok berisi tanah tersebut kedalam oven
kira-kira 24 jam.
9.
Menentukan berat mangkok +
tanah kering yang sudah dioven, (W3).
10.
Mengeluarkan tanah kering yang
sudah dioven kedalam mangkok.
11.
Menimbang beratnya mangkok
peluberan, (W4).
12.
Menentukan volume tanah basah
besarnya sama dengan volume dari mangkok shrinkage limit, dengan cara mengisi
mangkok tersebut dengan air raksa (mangkok tersebut harus diletakkan kedalam
mengkok peluberan). Meratakan permukaan air raksa didalam mangkok denngan
menggunakan pelat kaca; kelebihan air raksa akan tumpah kedalam mangkok
peluberan; kemudian bersihkan air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan.
Timbang mangkok peluberan + mangkok shrinkage limit + air raksa, beratnya = W5.
Volume tanah basah (Vi) = (W5 – W4 – W1)/13,6.
13.
Untuk menentukan volume tanah
kering yang telah disiapkan pada langkah no 10, isi gelas kaca dengan air raksa
sampai penuh (gelas kaca harus diletakan diatas mangkok peluberan). Dengan
menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, meratakan permukaan air raksa
didalam gelas kaca tersebut; kemudian membersihkan semua air raksa yang tumpah
kedalam mangkok peluberan. Taruh tanah kering yang telah disiapkan pada langkah
no 10 diatas gelas kaca yang berisi air raksa; tanah kering tersebut akan mengapung
diatas air raksa. Dengan menggunakan kaca datar yang mempunyai 3 paku, tekan
tanah kering tersebut masuk kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai
tanah benar-benar terendam didalam air raksa (seperti pada gambar 2.5).
kelebihan air raksa didalam air raksa yang mengalir keluar akan ditampung
mangkuk peluberan. Timbang mangkok peluberan + air raksa, beratnya = W6. volume
tanah kering (Vf) = (W6-W4)/13,6.
..........................................................................................................
Materi Lain Tes dan Praktikum Sipil “Mekanika Tanah” :
TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH
TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)
TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER
TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD
TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR
Materi Lain Tes dan Praktikum Sipil “Mekanika Tanah” :
TEST VOLUMETRI / GRAVIMETRI
a. TEST MENENTUKAN BERAT VOLUME TANAH
b. TEST MENENTUKAN KADAR AIR TANAH
c. TEST MENENTUKAN BERAT JENIS TANAH
TEST KONSISTENSI TANAH
a. TEST BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
b. TEST BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
c. TEST BATAS KERUT (SRINKAGE LIMIT)
TEST PEMBAGIAN BUTIR
a. TES ANALISA AYAKAN
b. TEST ANALISA HIDROMETER
TEST PERMEABILITAS (REMBESAN)
a. CARA CONSTANT HEAD
b. CARA FALLING HEAD
TEST PEMADATAN PROCTOR TEST (laboratorium)
TEST PEMADATAN SANDCONE TEST (lapangan)
PRAKTIKUM UJI UNCONFINED
PRAKTIKUM DIRECT SHEAR
TES PEMAMPATAN TANAH (KONSOLIDASI)
PRAKTIKUM UJI SONDIR